ANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PASAR BISNIS
Pasar
bisnis terdiri dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang
digunakan dalam memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau
dipasok pada pihak lain. Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah
pertanian, kehutanan dan perikanan ; pertambangan ; perusahaan manufaktur dan
konstruksi ; transportasi ; komunikasi ; sarana umum ; perbankan, keuangan dan
asuransi ; distribusi ; serta jasa lain.
Semakin
uang dan jenis produk yang terlibat dalam ke para pembeli bisnis dibanding
penjualan ke para pembeli konsumen. Perhatikan proses untuk memproduksi dan
menjual sepasang sepatu yang sederhana. Pengumpul kulit harus menjual kulit ke
penyamak ; yang menjual kulit kepada pembuat sepatu, yang menjual sepatu ke
pedagang besar ; yang menjual sepatu ke pengecer, yang akhirnya menjual ke
konsumen. Masing – masing pihak dalam rantai pasokan itu juga harus membeli
banyak barang dan jasa lainnya.
MENGANALISIS PASAR KONSUMEN
Dalam menajemen pemasaran diungkapkan
sangat penting bagi seorang pemasaran agar dapat mengerti perilaku dan tindakan
konsumen, yang salah satu pendekatannya adalah dengan mengadakan analisis
terhadap pasar konsumen tersebut.
1. Apa
yang memengaruhi pasar konsumen?
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Diantara
faktor-faktor tersebut, yang mempunyai pengaruh paling luas adalah faktor
budaya.
A. Faktor
Budaya
Budaya, sub-budaya dan kelas sosial
mempunyai peranan yang sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan
penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Anak-anak yang sedang
bertumbuh mendapatkan seperangkat persepsi, nilai, preferensi, dan perilaku
dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lain. Contohnya anak-anak yang
dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh oleh nilai-nilai prestasi,
keberhasilan, aktivitas, efisiensi, kepraktisan, kemajuan, individualisme,
kebebasan, humanisme dan sebagainya.
Dalam budaya, terdapat sub-budaya yang
lebih menampakkan identifikasi dan sosial khusus bagi opera anggotanya.
Sub-ubdaya ini mencakup beberapa hal diantaranya agama, kebangsaan, kelompok
ras, dan wilayah geografis. Ketika subkultur menjadi besar dan makmur, berbagai
perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani
mereka. Pemasaran lintans budaya muncul dari berbagai riset pemasaran yang
cermat, yang menyingkapkan bahwa relung etnis dan demografik yang berbeda tidak
selalu menanggapi dengan baik iklan pasar-massal.
Perusahaan telah membiayai strategi
pemasaran multicultural yang sudah dipertimbangkan matang-matang dalam beberapa
tahun-tahun terakhir. Sebagai contoh, banyak bank dan perusahaan asuransi jiwa
yang berfokus pada orang Amerika keturunan Spanyol karena walaupun tingkat
pendapatan mereka naik, 40 juta orang Amerika Hispanik yang tinggal di Amerikan
belum menjadi konsumen besar jasa keuangan.
Pada dasarnya, semua manusia memiliki
stratifikasi sosial atau yang lebih dikenal dengan bentuk kelas sosial,
pembagian masyarakat uang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara
hirarkis yang para anggotanya menganut nilai, minat adan perilaku serupa.
Gambaran tentang kelas sosial di Amerika Serikat mendefinisikan tujuh tingkatan
yang menanjak yakni kelas-bawah bawah, kelas-bawah atas, kelas pekerja, kelas
menengah, kelas menengah atas, kelas-atas bawah, kelas-kelas atas.
Kelas sosial
memiliki beberapa ciri.
1) Orang-orang di dalam kelas sosial
yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua
kelas sosial yang berbeda.
2) Orang merasa dirinya menemati
posisi yang inferior atau superior di kelas sosial mereka.
3) Kelas sosial ditandai oleh
sekumpulan variabel seperti penghasilan, pekerjaan dan sebagainya.
4) Individu dapat pindah dari satu
tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka.
Besarnya
mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial
dalam masyarakat tertentu.
B. Faktor
Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor sosial diantaranya kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
sosial.
Kelompok
acuan
Kelompok
acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap orang tersebut yang dinamakan dengan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan anggota primer
seperti keluarga, teman dan sebagainya. Orang juga menjadi anggota kelompok
sekunder seperti keagamaan, profesi dan sebagainya yang cenderung lebih formal
dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Orang sangat dipengaruhi
oleh kelompok acuan mereka. Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya
sangat dipengaruhi oleh keompok acuan harus menentukan cara menjangkau para
pemimpin opini di kelompok acuan itu. Salah satu caranya dengan menjangkau
pemimipin opini. Para pemasar berusaha menjangkau mereka dengan
mengidentifikasi cirri-ciri demografis media yang dibaca oleh pemimipin opini
dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
Keluarga
Keluarga
merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat
dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh. Kehidupan pembeli terdiri dari dua keluarga. Keluarga orientasi
dan keluarga prokreasi. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara
kandung seseorang. Keluarga prokreasi adalah pasangan dan anak seseorang. Para
pemasar tertarik pada peran dan pengaruh relatif suami, istri dan anak-anak
pada pembelian beragam produk dan jasa.
Peran
dan status
Hal
menentukan kedudukan orang. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan
dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran menghasilkan status. Seorang
wakil dirut pemasaran memiliki status yang lebih tinggi daripada manajer
penjualan dan manajer penjualan memiliki status yang lebih tinggi daripada
pegawai kantor. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran
dan status mereka di masyarakat.
C. Faktor
Pribadi
Faktor
pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan
ekonomi, kepribadian dan konsep diri, gaya hidup dan nilai. Hal ini penting
bagi para pemasar karena memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen
Usia dan tahap siklus hidup
Konsumsi dibentuk oleh siklus hidup karena orang membeli
barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, para
pemasar harus memberi perhatian yang besar pada hal tersebut.
Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan sangat mempengaruhi pola konsumsi
seseorang. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang
memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka. Selain itu,
pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Para pemasar
barang yang peka terhadap harga terus-menerus memerhatikan kecenderungan
penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga.
Kepribadian dan konsep diri
Masing-masing orang sangat berbeda
yang memengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah cara bawaan
psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten
terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah
bahwa merek juga mempunyai kepribadian dan konsumen mungkin memilih merek yang
kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya.
Gaya
hidup dan nilai
Setiap orang sangat berbeda dalam
hal gaya hidup dan nilai yang dianutnya. Gaya hidup adalah pola seseorang di
dunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Para pemasar berusaha
mencari hubungan antara produk merekan dan kelompok gaya hidup. Dengan
demikian, para pemasar dapat lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup
seseorang dan para pemasar selalu menyingkapkan tren baru dalam gaya hidup
konsumen. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibatasi oleh
uang dan waktu. Perusahaan bertujuan untuk melayani konsumen yang dibatasi uang
akan menciptakan produk dan jasa berbiaya rendah. Keputusan konsumen juga
dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sisrem kepercayaan yang melandasi sikap atau
perilaku konsumen.

2. Proses psikologi utama
Ada empat peroses psikologi penting
: motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori. Secara fundamental memengaruhi
tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
A. Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif
yaitu suatu kebutuhan yang cukup mampu mendorong seseorang bertindak. Ada tiga
teori yang mendasari tentang wacana motivasi, yaitu :
1. Teori
Freud
Sigmund
freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologi yang membentuk perilaku manusia
sebagian besar tidak disadari dan bahwa, seseorang tidak mampu memahami
sepenuhnya,memahami motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek – merek
tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat nyata pada
merek – merek tersebut. Melainkan juga pada petunjuk (clues) lain yang samar,
seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek, dapat memicu
asosiasi ( arah pemikiran ) dan emosi tertentu.
2. Teori
Maslow
Abraham
maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada
waktu tertentu?.
Jawaban atas maslow adalah karena
kebutuhan manusia tersusun atas hirarkie, dari yang paling mendesak sampai yang
paling kurang mendesak. Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan –
kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan
social, kebutuhan penghargaan, kebutuan aktualisasi diri. Orang akan berusaha
memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting.
3. Teori
Herzberg
Frederick
Herzberg mengembangkan teori dua factor yang membedakan dissatisfier (factor –
factor yang menyebabakan ketidak puasan) dan satisfier (factor – factor yang
menyebabkan kepuasan). Tidak adanya dissatisfier saja tidak cukup, sebaliknya satisfier
harus ada secara aktif untuk meotivasi pembelian.
Teori motivasi Herzberg memiliki dua
implikasi.
1.
para penjual harus berusaha sebaik – baiknyha untuk menghindari disstisfier
2.
para pabrikan harus mengidentifikasikan satisfier atau motivator utama pembeli
di pasar dan kemudian menyediakan factor satisfier itu. Karena Satisfier itu
akan memberikan perbedaan yang besar terhadap merek apa yang dibeli pelanggan.
B. Persepsi
Persepsi adalah proses yang
digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan
masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi
tidak hanya bergantung pada rangsakan fisik, tapi juga pada rangsangan yang
berhubungan pada lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Poin pentingannya adalah bahwa persepsi dapoat sangat beragam antara individu
satu dengan yang lainnya yang mengalami realitas sama. Orang dapat memiliki
persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi, yaitu :
perhatian selektif
Artinya para pemasar harus bekerja
keras dalam rangka menarik perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya
adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini
adalah beberapa temuan :
1.
Orang cendrung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya
saat ini.
2.
orang cendrung memperhatikan rangsangan yang mereka antisispasi
3.
orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran
rangsangan normal.
Distorsi selektif
Rangsakan yang telah mendapat
perhatian bahkan tidak selalu muncul dipikiran orang persis seperti yang
diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif adalah kecendrungan menafsirkan
informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita. Karena konsumen akan sering
memelintirkan informasi sehingga sesuai dengan keyakinan awal mereka tentang
merek dan produk.
Ingatan selektif
Orang akan melupakan banyak hal yang
mereka pelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung pandangan dan
keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif
Persepsi
Subliminal mekanisme persepsi
subliminal menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif pihak konsumen,karena diam
– diam pemasar menenmkan pesn subliminal dalam iklan dan kemasan
C. Pembelajaran
Pembeljaran meliputi perubahan prilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah
hasil belajar. Karena pembeljaran dihasilkan melakukan perpaduan kerja antara
dorongan, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan.
Pendorong (drives) adalah rangsangan
internal kuat yang mendorong tindakan. Isyarat (cues) adalah rangsangan kecil
yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana tindakan seseorang.
Sebuah perusahaan baru dapat memasuki pasar
dengan menawarkan bujukan yang sama dengan yang digunakan oleh pesaing dan
memberikan konfigurasi isyarat yang serupa, karena pembeli cendrung mangalihkan
kesetian mereka pada merek yang mikrip (generalisasi), atau perushaan dapat
merancang mereknya agar menarik bagi sekumpulan pendorong yang bereda dan
memberikan isyarat yang memancing perpindahan merek (diskriminasi).
D. Memori
Semua informasi dan opengalaman yang
dihadapi seseorang ketika mereka mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori
jangka panjang. Para pelanggan atau beberapa orang konsisiten dengan memori
jaringan asosisatif, pengetahuan merek konsumen dalam memori dapat
dikonseptualisasikantrdiri dari titik pertemuan dalam memori dengan berbagai
asosiasi yang terkait. Kekuatan dan organisasi dari asosiasi ini akan menjadi
determinan penring atas informasi yang dapat diingat tentang merek.Asosoiasi
merek terdiri dari semnua pemikiran , perasaan, persepsi, citra, pengalaman,
keyakinan, sikap, dan lain- lain dengan merek yang tersambung dengan titik
pertemuan (mode) informasi tentang merek.
Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila
para konsumen memiliki jenis pengalaman produk dan pelayanan yang tepat
sepoerti struktur pengenalan merek yang diciptakan dan dipertahankan dalam
memori.
Perusahaan suka membuat peta mental
konsumen yang menggambarkan pengetahuan mereka tentang merek tertrentu dari
sege – segi asosiati penting yang kemungkinann dicetuskan dalam tataran
pemasaran, kekuatan, kesukaan, serta keunikan relative mereka bagi konsumen.
Proses
memori (encoding) atau encoding memory
Merujuk
pada bagaimana dan dimana informasi itu masuk kedalam memori. Pada umumnya
semakin banyak perhatian diberikan pada pengertian informasi selama encoding,
maka akan semakin kuat asosiasi hasil dalam memori. Sebagai mana seorang konsumen
secara aktif berpikir tentang dan mengelaborasi makana informasi dan produk
atau layanan, maka akan mencipotakan asosiasi yang kuat dalam memori.
Proses
memori (mendapatkan kembali ingatan)
Merujuk
pada bagaimana informasi membangkitkan memori kita. Ingatan yang berhasil atas
informasi merek oleh konsumen tidak tergantung hanya pada kekuatan awal
informasi itu dalam memori, karena ada tiga factor yang sangat penting.
1.
Adanya informasi produk lain dalam memori dapat memproduksi efek cmpur tangan,
hal ini dapat menyebabakan informasi diremehkan atau dikacaukan.
2.
Masa sejak pemaparan pada informasi saat encoding dapat memengaruhi kekuatan
dari asosiasi merek baru,, karena semakin lama waktu penundaan semakin lemah
asosiasinya
3.
Informasi mungkin tersedia dalam memori (yang secara potensial dapat diingat),
namun mungkin tidak dapat diakses (yakni tidak dapat diingat kembali) tanpa
petunjuk atau pengingat yang memadai untuk mendapatkan kembali memori.
3. Proses Keputusan Pembeli
Model Lima-Tahap
Proses
psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana kosumen
secara aktual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar harus memahami setiap
sisi perilaku konsumen. Berikut ini adalah daftar pertanyaan konsumen utama
dari seg “siapa, apa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa.”
Siapa yang membeli produk atau jasa
kita?
Siapa yang mengambil keputusan untuk
membeli produk?
Siapa yang mempengaruhi keputusan
untuk membeli produk?
Bagaimana keputusan pembelian
dilakukan? Siapa memainkan peran apa?
Apa yang dibeli konsumen? Kebutuhan
apa yang harus dipenuhi?
Mengapa pelanggan membeli merek
tertentu?
Di mana mereka pergi atau mencari
untuk membeli produk atau jasa tersebut?
Kapan mereka membeli? Apakah faktor
musim?
Bagai mana produk kita dipahami oleh
konsumen?
Bagaimana sikap pelanggan terhadap
produk kita?
Faktor sosial apa yang mungkin
mempengaruhi keputusan pembelian?
Apakah gaya hidup pelanggan
mempengaruhi keputusan mereka?
Bagaimana fator-faktor demografi
atau personal mempengaruhi keputusan pembelian?
A.
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli
mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan
umum seseorang –lapar, haus, seks-mencapai ambang batas tertentu dan mulai
menjadi pendorong. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan
eksternal.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan
yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu
minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih
(discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi
hiburan. Motivasi konsumen perlu di tingkatkan sehingga pembeli potensial
memberikan pertimbangan yang serius.
B.
Pencarian
Informasi
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah
sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan berpengaruh
relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber
informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini.
Sumber
pribadi. Keluarga,
teman, tetangga, kenalan.
Sumber
komersial. Iklan,
wiraniaga, penyalur, kemasan, Penjaga di toko.
Sumber
publik. Media
masa, organisasi penentu peringkat konsumen.
Sumber
pengalaman. Penanganan,
pengkajian, dan pemakaian produk.
C.
Evaluasi
Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita
memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan iti. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis
produknya- misalnya sebagai berikut:
1.
Kamera. Ketajaman gambar, kecepatan
kamera, ukuran kamera, harga.
2.
Hotel. Lokasi, kebersihan, suasana,
harga
3.
Obat kumur. Warna, efektivitas,
kemampuan membunuh kuman, harga, rasa/aroma
4.
Ban. Keselamatan, umur pemakaian,
mutu ketika dikendarai, harga
Keyakinan
Dan Sikap
Evaluasi
sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dam belajar, orang
mendapatkan keyakinan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
mereka. Keyakinan (belief) adalah
gambaran pemikiran yang dianut seseoranng tentang gambaran sesuatu. Keyakinan
orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang
tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan
tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada
seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu. Orang memiliki sikap terhadap
hampir semua hal, seperti agama, politik, pakaian, musik, makanan.
Model
Harapan-Nilai
Konsumen
akhirnya mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap berbagai merek
melaluai prosedur evaluasi atribut. Mereka mengembangkan satu perangkat
keyakinan tentang tempat masing-masing merek berdiri pada setiap atribut. Model harapan-nilai atas pembentukan
sikap manyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan
menggabungkan keyakinan merek mereka-positif dan negatif menurut
kepentingannya. Berikut ini strategi untuk merangsang minat yang lebih besar:
Merancang ulang produk
Mengubah keyakinan atas merek
Mengubah keyakinan atas merek
pesaing
Mengubah bobot kepentingan atribut
Menarik perhatian pada atribut yang
diabaikan
Menggeser harapan ideal pembeli
D.
Keputusan
Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen
membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bias mengambil lima
sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam
pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga
lebih kecil. Sebagai contoh, saat membeli gula, seorang konsumen tidak banyak
berpikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
Metode pilihan Konsumen Yang
non-Kompensasi
Model harapan-nilai adalah model
kompensasi di mana hal-hal lain yang dianggap baik pada sebuah produk dapat
membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk. Namun, konsumen mungkin
tidak ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energy untuk menilai merek.
Mereka sering menempuh “jalan pintas mental” yang mencakup berbagai
penyederhanaan warisan pilihan
(choice-heuristics).
Dengan model nonkompensasi pada
pilihan konsumen, pertimbangan atribut positif dan negative tidak perlu
disaring. Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih
mudah bagi seorang konsumen, tapi juga mei sini kita menyoroti tiga warisan
pilihan tersebut.
1. Pada pengalami konjungtif, konsumen
menetapkan satu tingkat minimum yang dapat diterimauntuk setiap atribut dan
memilih alternative pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
2. Pada pengalaman leksikografik, konsumen
memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
3. Pada
pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen membandingkan merek pada
sebuah atribut yang diseleksi dengan memperhatikan tingkat probabilitas.
Faktor-faktor yang menggangu
Walaupun
konsumen membentuk evaluasi merek, dua factor berikut dapat berada di antara
niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor yang kedua
adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi.
Ada
beragai macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan
mengkonsumsi sebuah produk.
1.
Risiko fungsional-produk tidak berkinerja sesuai
harapan, serta tidak sesuai dengan harga yang dibayar
2.
Risiko fisik-produk menimbulkan ancaman terhadap
kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain
3.
Risiko social-produk menimbulkan rasa malu terhadap
orang lain.
4.
Risiko psikologis-produk mempengaruhi kesejahteraan
mental dari pengguna.
5.
Risiko waktu-kegagalan produk mengakibatkan biaya
peluang karena menemukan produk lain yang memuaskan.
E.
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah
pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan
tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung
keputusanya.komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang
mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.
Kepuasan pasca pembelian.
Apa
yang menentukan kepuasan pelanggan terhadap suatu pembelian? Kepuasan pembeli
adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja
yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut.
Tindakan pasca pembelian
Kepuasan
dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen
Selanjutnya. Jika puas, ia menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk
kembali membeli produk tersebut.
Pemakaian
dan pembuangan pasca pembelian

4. Teori lain tentang pengambilan keputusan
konsumen
A. Tingkat Keterlibatan Konsumen
Model
nilai harapan mengandaikan satu tingkat keterlibatan yang tinggi pada pihak
konsumen. Keterlibatan konsumen dapat didefinisikan dari tingkat keterlibatan
dan pengolahan aktif yang dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan
pemasaran, misalnya dari melihat iklan atau mengevaluasi satu produk atau jasa.
Model
Kemungkinan Elaborasi
Model
kemungkinan elaborasi dari Richard Petty dan John Cacioppo,model yang
berpengaruh terhadap perubahan dan pembentukan sikap, menggambarkan bagaimana
konsumen melakukan evaluasi dalam lingkungan keterlibatan, baik yang tinggi
maupun rendah. Terdapat dua sarana pembujukan pada model ini : rute sentral, di
mana pembentukan atau perubahan sikap mencakup banyak pemikiran dan didasarkan
pada pertimbangan rasional yang tekun tentang informasi data dan produk yang
paling penting, dan rute sekeliling, di mana pembetukan atau perubahan sikap
mencukup jauh lebih sedikit pemikiran dan merupakan konsekuensi dari asosiasi
merek dengan entah petunjuk sekeliling yang positif atau negatif.
Konsumen
yang mengkuti rute sentral hanya kalau mereka memiliki motivasi, kemampuan, dan
peluang yang memadai. Dengan kata lain, konsumen harus mau mengevaluasi merek
secara rinci, memiliki merek yang perlu serta pengetahuan tentang produk atau
jasa dalam memori, dan harus ada waktu yang memadai dan tempat yang tepat untuk
benar-benar melakukannya.
Strategi Pemasaran Keterlibatan
Rendah
Banyak
produk dibeli pada kondisi rendahna keterlibatan konsumen dan tidak adanya
perbedaan antarmerek yang signifikan. Misalnya garam. Para konsumen memiliki
sedikit keterlibatan pada jenis produk itu. Mereka pergi ke toko dan mengambil
merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena
kebiasaan, bukan karena kesetiaan yang kuat terhadap merek. Terdapat bukti yang
cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagian
besar produk yang murah dan sering dibeli.
Para
pemasar menggunakan empat teknik untuk berusaha mengubah produk dengan
keterlibatan rendah menjadi keterlibatan tinggi.
Pertama, mereka dapat produk dengan beberapa
isu yang menarik keterlibatan.
Kedua, mereka dapat mengaitkan produk
dengan beberapa situasi pribadi yang menarik keterlibatan.
Ketiga, mereka dapat merancang iklan yang
dapat memicu emosi yang berhubungan dengan nilai pribadi atau pertahanan ego.
Keempat, mereka dapat menambahkan fitur yang
penting.
Perilaku Pembelian yang Mencari
Variasi
Beberapa
situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, tetapi
perbedaan antarmerek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan
peralihan merek. Misalnya, kue kering. Konsumen memiliki beberapa keyakinan
tentang kue kering, memilih merek kue kering taanpa melakukan banyak evaluasi,
dan mengevaluasi produk selama konsumsi. Namun, dalam kesempatan berikutnya,
konsumen mungkin mengambil merek lain karena ingin mencari rasa yang berbeda.
Peralihan merek terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan.
B. Heuristik
Dan Bias Dalam Keputusan
1.
Heuristik Ketersediaan
Para konsumen mendasarkan prediksi
mereka pada cepat dan mudahnya contoh hasil tertentu masuk dalam pikiran. Jika
sebuah contoh masuk pikiran terlalu mudah, konsumen mungkin menilai terlalu
tinggi kemungkinan hasil atau terjadinya satu peristiwa (event).
2.
Heuristik Representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka
pada seberapa representatif dengan contoh-contoh lain. Satu alasan mengapa
merek-merek yang berbeda dalam kategori produk yang sama menampilkan kemasan
yang begitu mirip adalah bahwa mereka ingin terlihat sebagai representatif dari
kategori tersebut secar keseluruhan.
3.
Heuristik Penyesuian dan Penjangkaran
Konsumen sampai pada penilaian awal
dan kemudian melakukan penyesuaian kesan pertama yang didasarkan pada informasi
tambahan. Bagi pemasar jasa, penting untuk memberikan kesan pertama yang kuat
guna memantapkan sebuah jangkar yang menyenangkan sehingga pengalaman berikut
diinterpretasikan dalam situasi yang lebih menyenangkan.
C. Akunting
Mental
Menurut
Richard Thaler dari Chicago, akunting mental didasarkan pada satu perangkat
prinsip inti yang penting:
1.
Konsumen cenderung memisahkan pendapatan. Ketika penjual memiliki satu produk
dengan lebih dari satu dimensi positif, ada hasrat untuk mengevaluasi setiap
dimensi secara terpisah. Menyebutkan banyak manfaat dari produk industri besar,
misalnya, dapat membuat bagian-bagiannya tampak lebih besar daripada kalau
dilihat secara keseluruhan.
2.
Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian. Pemasar mendapatkan keuntungan
yang jelas dalam menjual sesuatu jika biayanya dapat ditambahkan pada pembelian
lain yang lebih. Pembeli rumah cenderung tidak segan mengeluarkan biaya
tambahan mengingat tingginya harga pembelian rumah.
3.
Konsumen cenderung mengintegrasikan kerugian lebih kecil pada pendapatan yang
lebih besar. Prinsip penundaan bias menjelaskan mengapa pajak pendapatanyang
diambil dari pembayaran cek per bulan kurang disukai disbanding pembayaran
pajak jumlah bulat yang besar lebih disukai kalau pembiayaan-pembiayaan kecil
itu diserap oleh jumlah pembayaran yang lebih besar.
4.
Konsumen cenderung memisahkan pendapatan kecil dari kerugian besar. Prinsip
silver lining bias menjelaskan popularitas rabat pada pembelian besar seperti
mobil.
Prinsip akunting mental sebagian
disebabkan oleh teori prospek. Teori prospek menegaskan bahwa konsumen membuat
bagan alternatif keputusan dari segi pendapatan dan kerugian sesuai dengan
fungsi nilai. Konsumen umumnya menolak kerugian. Mereka cenderung
melebih-lebihkan probabilitas yang sangat rendah dan merendahkan probabilitas
yang sangat tinggi.
D.
Memberikan Profil Pada Proses Keputusan
Pembelian
Mencoba memahami perilaku pelanggan
dalam hubungan dengan sebuah produk disebut pementaan system konsumsi
pelanggan, siklus aktivitas pelanggan, atau scenario pelanggan. Ini dapat
dilakukan untuk kelompok kegiatan seperti mencuci pakaian (laundry),
mempersiapkan acara pernikahan, atau membeli mobil. Membeli mobil misalnya,
mencakup keseluruhan kelompok aktivitas, termasuk memilih mobil, membiayai
pembelian, membeli asuransi, membeli asesori, dan lain-lain.
Pasar bisnis adalah pasar yang
besar. Sebenarnya pasar bisnis melibatkan jumlah uang dan barang yang jauh
lebih banyak dari pada pasar komsumen. Sebagai contoh , pikirkan tentang
sejumlah besar transaksi bisnis yang dilibatkan dalam produksi dan menjual
seperangkat ban Goodyear. Berbagai pemasok menjual karet, baja, peralatan, dan
barang-barang lain kepada Goodyear yang diperlukan untuk membuat ban. Goodyear
lalu menjual ban tersebut kepada pengencer, yang kemudian menjual ban kepada
konsumen. Selain itu, Goodyear menjual ban sebagai pralatanasli kepada pihak
manufaktur yangmemasang ban itu di kendaraan baru, dan sebagai ban pengganti
kepada perusahaan yang mempunyai serta menoperasikan sendiri armada mobil
perusahaan, truk, bus, dan kendaraan lain.
Pasar bisnis memiliki beberapa ciri
yang sangat berbeda dengan pasar konsumen :
Pembelinya lebih sedikit
: Pemasar bisnis biasanya menangani jauh lebih sedikit pembeli daripada yang
dilakukan pemasar konsumen. Nasib Goodyear Tire Company sangat bergantung pada
perolehan kontrak dari beberapa pabrik pembuat mobil utama.
Pembelinya lebih besar :
Beberapa perusahaan besar melakukan hampir seluruh pembelian dalam
industri-industri seperti mesin pesawat terbang dan alat pertahanan.
Hubungan pemasok - pelanggan erat
: Karena jumlah pelanggannya lebih sedikit dan tingkat kepentingan serta
kekuatan pelanggannya lebih besar, para pemasok sering diharapkan dapat
menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan masing - masing pelanggan bisnis.
Kadang – kadang pembeli menuntut penjual supaya mengubah praktik dan kinerja
mereka. Dalam tahun - tahun terakhir, hubungan antara pelanggan dan pemasok
telah berubah dari benar - benar bermusuhan menjadi erat dan akrab.
Para pembeli terkonsentrasi
geografisnya : Lebih dari setengah pembeli bisnis
terkonsentrasi di tujuh negara bagian : New York, California, Pennsylvania,
Illinois, Ohio, New Jersey, dan Michigan. Konsentrasi geografis produsen itu
membantu menurunkan biaya penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis
perlu memantau perpindahan industri – industri tertentu ke wilayah lain.
Permintaan turunan
: Permintaan atas barang bisnis benar - benar berasal dari permintaan atas
barang konsumsi. Karena alasan itu, para pemasar bisnis harus secara dekat memantau
pola pembelian konsumen akhir. Contoh : laporan majalah Purchasing menunjukkan
bahwa perusahaan otomotif yang termasuk dalam kelompok Tiga Besar di Detroit
mendorong ledakan permintaan atas produk baja batangan. Banyak dari permintaan
tersebut merupakan turunan dari kecintaan konsumen yang terus berlanjut atas
minivan dan truk ringan lainnya, yang mengkonsumsi baja jauh lebih banyak
daripada jenis mobil lainnya.
Permintaannya tidak elastis
: Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bersifat tidak elastis yaitu :
tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan harga. Perusahaan - perusahaan pembuat
sepatu tidak akan membeli lebih banyak kulit jika harga kulit turun. Mereka
juga tidak akan membeli lebih sedikit kulit jika harga kulit meningkat, kecuali
jika mereka dapat menemukan bahan pengganti kulit yang memadai. Permintaan
bersifat sangat tidak elastis dalam jangka pendek karena para produsen tidak
dapat mengubah secara cepat metode produksi mereka. Permintaan juga sangat
tidak elastis atas barang bisnis yang merupakan presentase kecil dari biaya
total barang, seperti tali sepatu.
Permintaaannya berfluktuasi
: Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung lebih mudah berubah - ubah
dibandingkan dengan permintaan atas barang dan jasa konsumsi. Presentase
tertentu peningkatan permintaan konsumen dapat menyebabkan presentase
peningkatan permintaan yang jauh lebih besar atas pabrik dan peralatan yang
diperlukan untuk memproduksi output tambahan. Ekonom menyebut dampak itu
sebagai dampak percepatan. Kadang - kadang peningkatan 10 persen permintaan
konsumen dapat menyebabkan kenaikan 200 persen permintaan bisnis akan produksi
bersangkutan pada periode berikutnya : 10 persen penurunan permintaan konsumen
dapat menyebabkan kehancuran total permintaan bisnis.
Pembelian professional
: Barang bisnis dibeli oleh agen ( petugas ) pembelian yang terlatih, yang
harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian organisasi.
Banyak instrumen pembelian – contohnya : permintaan harga atas produk yang akan
dipesan, proposal pembelian, dan kontrak pembelian – tidak ditemukan dalam pembelian konsumen.
Para
pembeli Profesional menghabiskan waktu karir mereka dengan mempelajari cara
melakukan pembelian lebih baik. Banyak di antara mereka yang menjadi anggota
National Association of Purchasing Managers ( NAPM ), yang berusaha
meningkatkan efektivitas dan status pembeli profesional. Hal itu berarti bahwa
para pemasar bisnis harus menyediakan data teknis yang lebih banyak tentang
produk mereka serta keunggulan produk tersebut atas para produk pesaing.
Pemasar bisnis sekarang menempatkan produk, harga, dan informasi lain ke
Internet. Agen dan pialang pembelian mampu untuk mengakses lebih banyak
informasi, dengan lebih mudah, dibandingkan sebelumnya.
Beberapa pengaruh pembelian
: Umumnya semakin banyak orang yang mempengaruhi keputusan pembelian bisnis.
Komite pembelian yang terdiri dari pakar teknik dan bahkan manajemen senior
lazim ditemui dalam pembelian barang – barang utama. Para pemasar bisnis harus
mengirimkan wiraniaga dan bahkan tim penjualan yang terlatih untuk menangani
para pembeli yang terlatih tersebut.
Kunjungan penjualan ganda
: Karena semakin banyak orang yang terlibat dalam proses penjualan, diperlukan
kunjungan penjualan ganda untuk memenangkan kebanyakan pesanan bisnis, dan
beberapa siklus penjualan bisa memerlukan waktu bertahun – tahun. Sebuah kajian
oleh McGraw – Hill menunjukkan bahwa dibutuhkan empat sampai empat setengah
kunjungan penjualan untuk menutup satu penjualan industri rata – rata. Dalam kasus
penjualan peralatan modal untuk proyek – proyek besar, mungkin dibutuhkan upaya
ganda untuk mendanai proyek, dan siklus penjualan tersebut – antara menawarkan
pekerjaan dan menyerahkan produk – sering memerlukan waktu bertahun – tahun.
Pembelian langsung
: Para pembeli bisnis sering membeli langsung dari produsen dan bukan melalui
perantara, terutama barang yang secara teknis rumit dan mahal ( seperti : computer mainframe atau
pesawat udara ).
Imbal – balik
: Para pembeli bisnis sering memilih pemasok yang juga membeli dari mereka.
Contohnya adalah pabrik kertas membeli bahan kimia dari perusahaan kimia yang
membeli kertasnya dalam jumlah besar.
Sewa guna usaha / leasing : Banyak
pembeli industri menyewa guna usaha dan bukannya membeli peralatan berat
seperti mesin dan truk. Penerima sewa guna ( lessee ) mendapat sejumlah
keuntungan : menghemat modal, mendapatkan produk terbaru dari penjual, mendapat
layanan yang lebih baik, dan mendapat penghasilan bersih yang lebih besar dan
kesempatan untuk menjual kepada para pelanggan yang tidak mampu membeli tunai.
Peserta Dalam Proses Pembelian
Bisnis
Siapa
yang melakukan pembelian trilyunan dolar barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
organisasi bisnis ? para petugas pembelian memiliki pengaruh dalam situasi
pembelian ulang langsung dan pembelian ulang modifikasi, sementara orang teknik
biasanya memiliki pengaruh utama dalam memilih komponen produk, dan petugas
pembelian dominan dalam memilih pemasok.
Webster
and Wind menamakan unit pengambil keputusan di organisasi tertentu yang
melakukan pembelian sebagai pusat pembelian. Pusat pembelian terdiri dari “
semua individu dan kelompok yang berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan, yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan bersama – sama menanggung
risiko yang timbul dari keputusan tersebut.
Pusat
pembelian terdiri dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari
tujuh peran dalam proses keputusan pembelian :
Pencetus ( initiators )
: Mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai
atau pihak lain dalam organisasi.
Pemakai ( users ) :
Mereka yang akan memakai barang atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, pemakai
mengajukan proposal pembelian dan membantu menetapkan persyaratan produk.
Pemberi pengaruh ( influencers )
: Orang – orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering membantu
merumuskan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi
alternatif. Orang – orang teknik merupakan pemberi pengaruh penting.
Pengambil keputusan ( deciders )
: Orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.
Pemberi persetujuan ( approvers )
: Orang yang meng - otorisasi / menyetujui tindakan yang diusulkan oleh
pengambil keputusan atau pembeli.
Pembeli ( buyers ) :
Orang yang memilki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat
pembelian. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk, namun peran
utama mereka adalah memilih pemasok dan bernegosiasi. Dalam pembelian yang
lebih rumit, para pembeli mungkin mencakup manajer tingkat tinggi.
Penjaga gerbang ( gatekeepers )
: Orang – orang yang memiliki kekuasan untuk menghalangi penjual dan informasi
sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat pembelian. Contohnya : agen /
petugas pembelian, penerima tamu, dan penerima telepon mungkin menghalangi
wiraniaga untuk menghubungi pemakai atau pengambil keputusan.
Rata
– rata jumlah orang yang terlibat dalam keputusan pembelian berkisar antara
tiga orang ( untuk jasa dan barang yang digunakan dalam operasi sehari – hari )
hingga sekitar lima orang ( untuk pembelian yang bernilai tinggi seperti
pekerjaan konstruksi dan mesin ). Untuk membidikkan usaha mereka dengan baik,
para pemasar bisnis harus mengetahui : Siapa peserta utama pengambilan
keputusan ? Apa keputusan yang mereka pengaruhi ? Seberapa besar level pengaruh
mereka ? serta Kriteria evaluasi apa yang mereka gunakan ?
Jika
pusat pembelian terdiri dari banyak peserta, pemasar bisnis tidak akan memiliki
waktu atau sumber daya untuk menjangkau mereka semua. Penjual kecil akan
memusatkan perhatian pada menjangkau pemberi pengaruh utama pembelian. Penjual
besar menjalankan penjualan multi – level yang mendalam untuk menjangkau
sebanyak mungkin peserta pembelian. Wiraniaga mereka benar – benar “ hidup “
dengan pelanggan yang volume penjualannya besar. Perusahaan – perusahaan akan
lebih banyak mengandalkan program komunikasi yang mampu menjangkau pengaruh
pembelaan yang tersembunyi dan mempertahankan agar pelanggan terkini mereka
tetap mendapatkan informasi.
Para
pemasar bisnis harus mengkaji secara periodik asumsi mereka atas peran dan
pengaruh para peserta keputusan. Selama bertahun – tahun, Kodak menjual film
sinar X kepada teknisi laboratorium rumah sakit. Kodak tidak menyadari bahwa
sudah semakin banyak keputusan yang diambil oleh pengelola profesional. Saat
penjualannya menurun, Kodak segera merevisi strategi penetapan pasar sasaran.
Pengaruh Utama yang Mempengaruhi
Pembeli Bisnis
Para
pembeli bisnis menanggapi banyak pengaruh saat mereka mengambil keputusan
pembelian. Jika tawaran pemasok sama, para pembeli bisnis dapat memenuhi
tuntutan pembeliannya dari pemasok mana pun, dan mereka lebih mengutamakan
pemasok yang memberikan perlakuan pribadi kepada mereka. Jika tawaran pemasok
berbeda secara substansial, para pembeli bisnis bertanggung jawab atas pilihan
merek dan memberi perhatian yang lebih besar pada faktor – faktor ekonomi.
Para
pembeli bisnis menanggapi empat pengaruh utama : lingkungan, organisasi,
antarpribadi, dan pribadi.
Faktor Lingkungan
Para
pembeli bisnis memberi perhatian yang besar pada faktor – faktor ekonomi yang
sedang berlangsung atau yang diperkirakan, seperti level produksi, investasi,
pengeluaran konsumen, dan tingkat suku bunga. Pada masa resesi, pembeli bisnis
mengurangi investasi untuk pabrik, peralatan, dan persediaan. Para pemasar
bisnis hampir tidak dapat melakukan apa – apa untuk merangsang permintaan total
di dalam lingkungan itu. Mereka hanya dapat berjuang keras untuk meningkatkan
atau mempertahankan pangsa permintaan mereka.
Para
perusahaan yang mengkhawatirkan kekurangan bahan baku utama akan bersedia
membayar dan menyimpan persediaan dalam jumlah besar. Mereka akan menandatangi
kontrak jangka panjang dengan pemasok untuk memastikan arus bahan baku yang
teratur. Du Pont, Ford, Chrysler, dan beberapa perusahaan besar lain memandang
perencanaan pasokan jangka panjang sebagai tanggung jawab utama manajer
pembelian mereka.
Para
pembeli bisnis secara aktif memantau perkembangan teknologi, peraturan
pemerintah, dan persaingan. Contohnya : persoalan lingkungan menyebabkan
perubahan perilaku pembeli bisnis. Sebuah perusahaan percetakan mungkin lebih
menyukai pemasok kertas yang memiliki banyak pilihan kertas daur ulang atau
pemasok tinta yang aman terhadap lingkungan. Salah satu pembeli mengklaim “
Kami mendorong pemasok yang ahli di bidang teknis agar lebih sadar sosial “.
Faktor Organisasi
Setiap
organisasi memiliki tujuan, kebijakan, prosedur, struktur organisasi, dan sistem
yang spesifik, dan pemasar bisnis harus memahami factor-faktor ini dengan baik.
Pertanyaan seperti ini bisa timbul: berapa banyak orang yang terlibat dalam
keputusan pembelian? Siapa mereka? Apa kriteria evaluasi mereka? Apa kebijakan
dan batasan perusahaan pada pembelinya?
Faktor Antar – Pribadi dan Faktor
Pribadi
Pusat
pembelian biasanya terdiri dari beberapa peserta dengan minat, wewenang,
status, empati, dan daya bujuk yang berbeda – beda. Para pemasar bisnis
cenderung tidak mengetahui dinamika kelompok seperti apa yang muncul selama
proses keputusan pembelian, walaupun semua informasi yang dapat ditemukannya
tentang faktor kepribadian dan antar – pribadi akan bermanfaat.
Tiap
– tiap pembeli memiliki motivasi, persepsi, dan preferensi pribadi yang
dipengaruhi oleh umur, penghasilan, pendidikan, jabatan, kepribadian, sikap
terhadap risiko, dan budaya pembeli tersebut. Para pembeli dengan pasti
menunjukkan gaya pembelian yang berbeda – beda. Ada pembeli yang “ tidak mau
ambil pusing “, pembeli yang “ ahli “, pembeli yang “ ingin yang terbaik “, dan
pembeli yang “ ingin semuanya beres “.
Beberapa
pembeli muda yang berpendidikan tinggi terdiri dari pakar komputer yang
mengadakan analisis mendalam atas sejumlah proposal yang bersaing sebelum
memilih pemasok. Pembeli lain adalah “ orang kuat “ dengan pengalaman yang
sudah lama yang mengadu – domba para penjual yang bersaing.
Tahap-tahap Dalam Proses Pembelian
menguraikan
tahap – tahap proses pembelian yang umum, Robinson an Associates telah
mengidentifkasi delapan tahap proses pembelian industri dan menamakan kedelapan
tahap itu fase pembelian ( buyphases ). Model itu dinamakan kerangka
kerja kisi – kisi pembelian ( buygrid framewo
Pengenalan masalah
Proses
pembelian dimulai saat seseorang di dalam perusahaan menyadari adanya masalah
atau kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan memperoleh barang atau jasa.
Pengenalan masalah tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal atau
esternal.
Secara
internal, beberapa kejadian umum menyebabkan pengenalan masalah. Perusahaan
tersebut memutuskan untuk mengembangkan produk baru sehingga memerlukan
peralatan serta bahan baku baru. Mesin mengalami kerusakan sehingga membutuhkan
suku cadang baru. Bahan baku uyang dibeli ternyata tidak memuaskan, sehingga
perusahaan tersebut mencari pemasok lain. Manajer pembelian melihat peluang
untuk mendapatkan harga yang lebih rendah atau mutu yang lebih baik.
Secara
eksternal, pembeli mungkin mendapatkan ide baru di pameran dengan, melihat
iklan, atau menerima telepon dari wiraniaga yang menawarkan produk yang lebih
baik atau harga yang lebih rendah. Para pemasar bisnis dapat merangsang
pengenalan masalah melalui surat, telemarketing, dan menelepon calon pelanggan.
Deskripsi kebutuhan umum
Pembeli
menetapkan karakteristik umum dan kuantitas barang yang dibutuhkannya. Untuk
produk standar, tahap itu sederhana. Untuk produk rumit, pembeli harus bekerja
sama dengan pihak lain – insinyur, pemakai – untuk menentukan
karakteristik seperti keandalan, daya tahan, harga. Para pemasar bisnis dapat
membantu pembeli dengan menjelaskan bahwa produknya benar – benar sesuai dengan
kebutuhan pembeli tersebut.
Pencarian pemasok
Selanjutnya
pembeli berusaha mengidentifikasi pemasok yang paling tepat melalui direktori
perdagangan, kontak dengan perusahaan lain, iklan dagang, pameran dagang, dan
internet.
Pengumpulan proposal
Pembeli
akan mengundang pemasok yang memenuhi syarat supaya mengajukan proposal. Jika
produk yang bersangkutan rumit atau mahal, pembeli akan menuntut proposal
tertulis yang rinci dari tiap – tiap pemasok yang memenuhi syarat. Setelah
mengevaluasi proposal tersebut, pembeli akan menghapus beberapa pemasok dan
mengundang pemasok yang tersisa untuk melakukan presentasi resmi.
Pemilihan pemasok (vendor)
Sebelum
memilih pemasok, pusat pembelian akan menspesifikasi sejumlah atribut pemasok
yang diinginkan dan menetapkan tingkat kepentingan relatif atribut tersebut.
Pusat pembelian kemudian menilai pemasok berdasarkan atribut – atribut itu dan
mengidentifikasi pemasok yang paling menarik. Pusat pembelian sering
menggunakan model evaluasi pemasok.
Spesifikasi pesanan-rutin
Setelah
memilih para pemasok, pembeli tersebut merundingkan pesanan akhir, merinci
spesifikasi teknis, jumlah yang dibutuhkan waktu penyerahan yang diharapkan,
kebijakan pengembalian, garansi, dan seterusnya. Dalam kasus barang perawatan,
perbaikan, dan operasi, para pembeli semakin mengarah ke kontrak borongan
daripada pesanan pembelian periodic
Kontrak
borongan menyebabkan terjadinya lebih banyak pembelian dari sumber tunggal dan
pemesanan lebih banyak barang dari sumber tunggal tersebut. Sistem itu lebih
mendekatkan pemasok ke pembeli dan mempersulit pemasok luar masuk kecuali jika
pembeli tidak puas dengan harga, mutu, atau pelayanan pemasok tersebut.
Tinjauan kinerja
Pembeli
secara periodik mengkaji ulang kinerja pemasok ( para pemasok ) yang dipilih. Ada
tiga metode yang biasanya digunakan. Pembeli tersebut dapat menghubungi pemakai
akhir dan menanyakan evaluasi mereka ; pembeli tersebut dapat memeringkat
pemasok berdasarkan beberapa kriteria dengan menggunakan metode nilai
tertimbang ; atau, pembeli dapat menjumlahkan biaya kinerja pemasok yang buruk,
untuk menghasilkan penyesuaian biaya pembelian, termasuk harga. Kaji ulang
kinerja dapat menyebabkan pembeli meneruskan, memodifiaksi, atau menghentikan
hubungannya dengan pemasok tersebut. Pemasok tersebut harus memantau variabel
yang sama seperti yang dipantau oleh pembeli produk dan pemakai akhir.
Mengelola Hubungan Bisnis ke Bisnis
Pemasar
bisnis harus membentuk ikatan dan hubungan yang kuat dengan pelanggan mereka.
Pemasar bisnis juga harus dapat memberikan nilai tambah kepada pelanggan
mereka. Akan tetapi, sebagian pelanggan mungkin lebih menyukai hubungan
transaksional. Jadi, pemasar hendaknya cermat dan tepat dalam menciptakan
hubungan yang erat dengan pelanggan.
Pasar Lembaga dan Pemerintah
Pasar
lembaga terdiri dari sekolah, rumah sakit, rumah perawatan, penjara dan lembaga
lain yang menyediakan barang dan jasa bagi orang-orang yang berada dalam
penanganan mereka.
Pembeli
untuk organisasi pemerintah cenderung mengharuskan dilakukannya banyak pekerjaan
administrasi dari vendor mereka dan lebih menyukai penawaran terbuka serta
perusahaan domestic. Pemasok harus bersiap menyesuaikan penawaran mereka dengan
kebutuhan dan prosedur khusus yang ditemukan dipasar lembaga dan pemerintah.
Di
sebagian besar negara, organisasi pemerintah merupakan pembeli utama barang dan
jasa. Organisasi pemerintah umumnya mengharuskan pemasok untuk mengajukan
penawaran, dan biasanya pemerintah memberikan kontrak kepada yang mengajukan
penawaran terendah. Dalam beberapa kasus, unit pemerintah akan membuat
penilaian atas keunggulan mutu dan reputasi pemasok dalam menyelesaikan kontrak
yang tepat waktu. Pemerintah juga akan membeli berdasarkan kontrak yang
dirundingkan, terutama dalam kasus proyek rumit yang melibatkan biaya litbang
dan risiko yang besar, serta dalam kasus yang sedikit persaingannya.
Kunjungi saya kembali...masih ingat tidak dengan saya...satu pleton dg anda....korem dulu...
BalasHapuskunjungi di mediakritiskita.co.cc
daftar pustaka y mana....?
BalasHapussaya suka blog kamu,, dan bacaannya,. bagus tapi sumbernya gak ada jadi gak mood bacanya,, klw boleh tambahin sumbernya yaa.. supya gak dibilang plagiat
BalasHapus